Prinsip pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen
Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (
agglutinin).
Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari suspense
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan
jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran
tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer
antibodi dalam serum.
Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/ peluncuran (
slide test) dan uji tabung (
tube test).
Perbedaannya, uji tabung membutuhkan waktu inkubasi semalam karena
membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal peluncuran hanya
membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam
prosedur penapisan. Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal
peluncuran. Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh
jenis antigen yang digunakan. Menurut beberapa peneliti uji widal yang
menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain kuman asal daerah
endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi
daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar
daerah enddemis (
import). Walaupun begitu, menurut suatu
penelitian yang mengukur kemampuan Uji Tabung Widal menggunakan antigen
import dan antigen local, terdapat korelasi yang bermakna antara antigen
local dengan antigen S.typhi O dan H import, sehingga bisa
dipertimbangkan antigen import untuk dipakai di laboratorium yang tidak
dapat memproduksi antigen sendiri untuk membantu menegakkan diagnosis Demam tifoid.
Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai
sebagai parameter penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan
macam antigen tersebut :
Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh
kuman. Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini
tahan terhadap pemanasan 100°C selama 2–5 jam, alkohol dan asam yang
encer.
Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau
fili S. typhi dan berstruktur kimia protein. S. typhi mempunyai antigen H
phase-1 tunggal yang juga dimiliki beberapa Salmonella lain. Antigen
ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60°C dan pada pemberian
alkohol atau asam.
Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang
melindungi kuman dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan
rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60°C, dengan pemberian
asam dan fenol. Antigen ini digunakan untuk mengetahui adanya karier.
- Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di
luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel
terhadap lingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu
protein porin dan protein nonporin. Porin merupakan komponen utama OMP,
terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran
hidrofilik yang berfungsi untuk difusi solut dengan BM < 6000.
Sifatnya resisten terhadap proteolisis dan denaturasi pada suhu
85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP A, protein a dan
lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya masih
belum diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen OMP S
typhi yang sangat spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.